Jumat, 03 Juni 2011

hujan

HUJAN

Dari balik tirai hujan sore hari pohon-pohon kelapa di seberang lembah itu seperti perawan mandi basah, segar penuh gairah,dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup adalah rambut basah yang tergerai dan jatuh di belahan punggung. Batang-batang yang ramping dan meliuk-liuk oleh embusan angin seperti tubuh semampai yang melenggang tenang dan penuh pesona. Ketika angin tiba-tiba bertiup lebih kencang pelepah-pelepah itu serentak terjulur sejajar satu arah, seperti tangan-tangan penari yang mengikuti irama hujan, seperti gadis-gadis tanggung berbanjar dan bergurau di bawah curah pancuran . Pohon-pohon kelapa itu tumbuh di tanah lereng membuat pemandangan seberang lembah itu seperti lukisan alam gaya klasik Bali yang terpapar di dinding langit. Selain pohon kelapa yang memberi kesan lembut dibatang sengon yang lurus dan langsing menjadi garis-garis tegak berwarna putih dan kuat. Ada beberapa pohon aren dengan daun mudanya yang mulai mekar kuning dan segar. Ada pucuk pohon jengkol yang berwarna coklat kemerahan, ada bunga bungur yang ungu berdekatan dengan pohon dadap dengan kembangnya yang benar-benar merah. Dan batang-batang jambe rowe sejenis pinang dengan buahnya yang bulat dan lebih besar, memberi kesan purba pada lukisan yang terpanjang disana. Aku duduk di teras rumah sambil tetap memandangi rerintikan hujan d luar. Nampak beberapa anak berlarian bermain hujan. Dan sepertinya pohon-pohon kelapa itu mendapatkan teman bermain. Batu-batu di sepanjang jalan itu berubah menjadi kecoklatan akibat lumpur yang di terjang oleh sekawanan anak tersebut. Mereka tampak tak perduli,yang mereka rasakan hanya kesenangan. Bebatuan itu seperti menangis,tapi sayang tangisannya tak terdengar oleh kawanan anak itu. Aku tetap diam di tempat ini dan matahari pun menyapu tetes-tetes air hujan menggantinya dengan pelangi


http://www.gusna.blogspot.com

1 komentar: